Jumat, 20 Juni 2014

BIG FIVE THEORY



1.     Defenisi Kepribadian

·         Menurut Lewis Goldberg, Manusia dibedakan menjadi beberapa karakter serta kepribadiaan yang berbeda pula di setiap individunya. Masing-masing individu mempunyai ciri-ciri tersendiri, sifat dan pola berfikir sendiri yang banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mereka dibesarkan dan bentuk pendidikan yang diperoleh
·         Menurut Paul T. Costa, Jr, Kepribadian adalah penentu dari cara-cara orang menghadapi stress
·         Sedangkan menurut Robert R. McCrae, Kepribadian adalah dimensi perbedaan individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsistensi dari pikiran, perasaan, dan tindakan.

2.     Struktur Kepribadian
          Big five personality merupakan pendektan dalam psikologi kepribadian yang mengelompokan trait-trait kepribadian dengan analisis faktor. Faktor-faktor didalam big five  menurut Costa & McCrae meliputi: (O) Openness, (C) Conscientiousness, (E) Extraversion (A) Agreeableness, (N) Neurotisme.
·        Openness (O)
            Menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengamanatkan tentang minat seseorang. Orang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan cenderung menjadi imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang yang disisi lain kategori keterbukaannya ia nampak lebih konvensional dan menemukan kesenangan dalam keakraban
·         Conscientiousness (C)
            Menilai kemampuan individu didalam mengorganisir, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada  jumlah tujuan yang menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang  mempunyai skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung, dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah ia akan cenderung menjadi lebih kacau pikirannya, mengejar banyak tujuan, dan lebih hedonistik.
·         Extraversion (E)
            Menilai kuantitas dan intensitas interaksi  interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Kaum ekstravert (ekstraversinya tinggi) cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah besar hubungan. Sementara kaum introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.
·         Agreeableness (A)
            Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum mulai dari lemah lembut sampai antagonis  didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk ke pada  orang   lain. Orang yang sangat mampu bersepakat jauh lebih menghargai harmoni daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain. Orang yang menilai rendah kemampuan untuk bersepakat memusatkan perhatian lebih pada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.
·         Neuroticism (N)
            Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping response yang maladaptive. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang  untuk menahan stres. Orang dengan  kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang skornya negatif tinggi cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman.
            Dari lima faktor didalam Big Five, masing-masing dimensi terdiri dari beberapa facet. Facet merupakan trait yang lebih spesifik, merupakan komponen dari 5 faktor besar tersebut.
Komponen dari big five faktor tersebut menurut NEO PI-R yang dikembangkan Costa & McCrae adalah :

a. Neuroticism
·         Kecemasan (Anxiety)
·         Kemarahan (Anger)
·         Depresi (Depression)
·         Kesadaran diri (Self-consciousness)
·         Kurangnya kontrol diri (Immoderation)
·         Kerapuhan (Vulnerability)

b. Extraversion
·         Minat berteman (Friendliness)
·         Minat berkelompok (Gregariousness)
·         Kemampuan asertif (Assertiveness)
·         Tingkat aktivitas (Activity-level)
·         Mencari kesenangan (Excitement-seeking)
·         Kebahagiaan (Cheerfulness)

c. Openness
·         Kemampuan imajinasi (Imagination)
·         Minat terhadap seni (Artistic interest)
·         Emosionalitas (Emotionality)
·         Minat berpetualangan (Adventurousness)
·         Intelektualitas (Intellect)
·         Kebebasan (Liberalism)

d. Agreeableness
·         Kepercayaan (Trust)
·         Moralitas (Morality)
·         Berperilaku menolong (Altruism)
·         Kemampuan bekerjasama (Cooperation)
·         Kerendahan hati (Modesty)
·         Simpatik (Sympathy)

e. Conscientiousness
·         Kecukupan diri (Self efficacy)
·         Keteraturan (Orderliness)
·         Rasa tanggungjawab (Dutifulness)

3.     Proses Kepribadian
          Allport percaya bahwa sifat merupakan unit dasar kepribadian. Menurut Allport, sebenarnya sifat itu ada dan berkedudukan di sistem saraf. Mereka mempresentasikan disposisi kepribadian umum yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu situasi ke situasi yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain. Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan trait terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa, mengenai jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian.

            Dari sini big five personality mulai ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg. Mula-mula hanya ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism, extraversion, openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa dan Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness dan conscientiousness.

4.     Perkembangan Kepribadian
            Perkembangan kepribadian menurut Cattell yaitu proses belajar yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan dari pada pola tingkah laku. Jika ada pola penyesuaian (faktor endogen) bertemu dengan keadaan yang berpengaruh terhadap pola penyesuaian tersebut (faktor eksogen)  maka akan menimbulkan hasil dalam kepribadian yang berwujud perubahan atau  perkembangan,dan hal  inilah yang dilalui oleh individu dalam jalan perkembangannya.

            Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh unsur nature dan nurture. Hal inilah yang menyebabkan setiap individu memberikan respons yang berbeda pada setiap stimulus atau tindakan yang dilakukan kepadanya. Secara umum periset Big five telah memfokuskan karya mereka pada stabilisasi dan perubahan-perubahan kepribadian. Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism adalah sifat-sifat yang ada dalam teori Big five. Traits ini ada karena banyak analis muncul dari kepribadian manusia yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Model ini muncul dari analisis faktor kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan dari analisis faktor berbagai tes dan skala keperibadian yang setara. Pendekatan big five terhadap kepribadian kebanyakan didasarkan pada penelitian-penelitian, yang didasarkan pada teori pendekatan induktif terhadap kepribadian yang memiliki arti  bahwa teori dihasilkan jika tidak dikumpulkan dengan- cara yang baik dan komprehensif, hasil yang didapatkan akan memiliki validitas yang terbatas. Banyak peneliti yakin bahwa dasar biologis dari Big Five biasanya akan ditemukan, sebaliknya dimensi big five kebanyakan berasal dari pendekatan leksikal terhadap trait.



5.     Psikopatologi & Perubahan Prilaku
            Terjadinya Psikopatologi menurut Pendekatan Trait Theory (Eysenck, Cattle).
            Mungkin dua atau tiga dimensi trait big five adalah bagian inti organisme dan dua atau tiga lainnya hanya sekedar turunan.  Mungkin predisposisi faktor biologis memengaruhi seseorang unuk berlaku seperti salah satu dari tiga tipe cara, tetapi hal ini masih bisa dibagi dalam tingkat aktivitas, sosiabilitas, dan tingkat keceriaan. Hal tersebut adalah pemikiran Hans Eysenck.
Sementara Cattle percaya bahwa teori kepribadian seharusnya menjadi kriteria pemilihan variable, yaitu data yang digunakan dalam analisis faktor. Dan ketika banyak penelitian big five sepenuhnya menggunakan pendekatan  induktif, Eysenck yakin bahwa berbagai jenis informasi ini seharusnya juga menentukan pemilihan faktor  tersebut dan analisis faktor sendiri saja seharusnya tidak mengarahkan kita dalam mengkonstruksikan dimensi dasar kita. Contohnya bahwa terdapat bukti bahwa tendensi orang pada beberapa karakteristik tingkat kecemasan, keramahan, kepercayaan diri, dan keterbukaan pada pengalaman baru umunya tetap stabil sepanjang masa dewasa. Eysenck adalah Extroversion  yang mencakup faktor keramahan dan sensitivitas dari Cattle. Yang kedua adalah Neuroticism dimensi ini mencakup faktor ketidak stabilan emosi dan kekhawatiran dari Cattle. Faktor ketiga, Psychomaticism yaitu kecendetungan menderita psikopatologi, yang melibatkan inpulsivias dan ketajaman. Psyhitician mencakup beberapa faktor kecenderungan untuk keras kepala dan ketekunan dari Cattle. Dalam model big five, Psychoticism dari Eysenck mirip dengan model big five.
Pendekatan Eysenck adalan salah satu pendekatan yang berusaha menjelaskan dasar biolodis kepribadian (apa yang disebur Allport sebagai psikofisik), teori kepribadian dan bukti yang muncul dari analisis statistik dan empiris dari trait.
Teori Abnormalitas
Cattle setuju dnegan pandangan klinis bahwa neorosis leh psikosis itu terjadi akibat adanya konflik ang tak terpecahkan dalam diri individu. Dia kemudian berusaha mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu trapis melakukan diagnosis dan melakukan treatment.  Setiap konflik selalu ada sekian banyak attitud dan sentiment yang terlibat, sehingga muncul pilihan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Cattle menyarankan kepada klinisan untuk mengukur tingkah laku yang besaan variable-variable itu dan memasukkan nilai variable-variable motivator dan sumber konfllik keadaan persamaaan tingkah laku. Persamaan itu tidak menjamin bahwa semua yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan sebagai penyebab konflik , sudah diperhatikan.

Neurosis
Neorosis  pola tingkah laku yang ditunjukan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami kesulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik. Definisi ini sangat operasional karena menurut Cattle pemahaman tentang neourosis  harus dimulai dengan pengukuran untuk mengidentifikasikan perbedaaan orang-orang neurosis dengan normal. Ternyata perbedaan normal dan Neurotik  dan psikotik buka hanya perbedaan tingkatan, tetapi perbedaan dimensi.
Psikosis
Psikosis adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, dimana individu kehilangan kontak dengan realita dan embutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dengan orang lain..  Jadi perbedaan dengan neurotik adalah psikotik tidak memiliki pemahaman terhadap masalahnya sendiri, tidak dapat merawat diri, dan mungkin membahayakan orang lain, dan dirinya sendiri. Menurut Cattle, psikosis manis-deprisif dan scizoofrenia menyumbang terjadinya psikotik. Banyak bukti orang tua penderita manis-depresif lebih hangat dan melindungi dibandingkan sengan orang tua penderita skizofrenia. Orang tua penderita scizoofrenia lebih ambivalen. Disekolah, psikotik biasanya tidak pintar bicara, nilai mamtematikanya rendah, ingatannya buruk, tidak dapat berkonsentrasi, lamban dalam membaca dan aspirasinya tidak realistik.

Karakteristik Skor yang Lebih Tinggi
Skala Sifat
Karakteristik Skor yang Lebih Rendah
Cemas, gugup emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panic
(N) NEUROTICISM
Penilaian stabilitas emosional dengan cakupan-cakupan perasaan negative yang kuat termasuk, kecemasan dan kesedihan
Tenang, santai, tidak emosional, merasa aman, puas terhadap dirinya
Dapat bersosialisasi, aktif, senang berbincang, optimis, menyukai keriaan.
(E) EXTRAVERSION
Menilai kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal, tingkatan aktifitas, kebutuhan akan dorongan dan kapasitas kesenangan.
Menahan diri, bijaksana, tidak gembira, meyendiri, berorientasi pada tugas, menarik diri, lebih banyak berdiam
Rasa ingin tahu, minat yang luas, kreatif, imajinatif, tidak tradisional
(O) OPENNESS
Menilai pencarian proaktif dan penghargaan terhadap pengalaman untuk dirinya sendiri
Konvensional, minat sedikit, tidak artistic, tidak analitis
Lembut, ramah, dapat dipercaya, suka menolong, terang-terangan
(A) AGREEABLENESS
Menilai kualitas dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan terhadap orang lain.
Sinis, kasar, curigaan, pendendam, pemarah, kejam
Teratur, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, ambisius.
(C) CONSCIENTIOUSNESS
Menilai prilaku yang diarahkan pada tugas dan tujuan dan control dorongan secara sosial.
Tanpa tujuan, malas, acuh, tidak berjuang, tidak dapat diandalkan

6.     Isu-Isu Penting Kepribadian

Defenisi Cattel mengenai kepribadian memberi kita petunjuk tentang pandangannya terhadap sifat manusia. Dia menyatakan bahwa “Kepribadian adalah suatu yang memungkinkan akan sebuah prediksi tentang apa yang akan manusia lakukan dalam situasi-situasi tertentu”. Untuk membuat prediksi tentang hal-hal yang memengaruhi perilaku, maka hal itu harus sah dan benar-benar baik. Suatu  prediksi akan menjadi sangat sulit jika dibuat tanpa keteraturan dan konsistensi dalam kepribadian.


                                                                                                                             
1.      Free will vs Determunisme
      Menurut Cattel spontanitas  dalam  prilaku manusia itu sedikit. Karena spontanitas akan membuat prediksi terhadap prilaku manusia menjadi sulit sebab kita tidak akan tahu apa yang akan manusia lakukan jika semua manusia melakukan segala hal dengan spontan. Sehingga, Cattel menyadari bahwa sifat-sifat manusia lebih cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang free will (tidak terbatas).

2.      Nature vs Nurture
      Menurut McCrae dan Costa, mereka lebih menekankan pada sifat yang diturunkan secara biologi (nature) sebagai hal yang mempengaruhi kepribadian daripada hal-hal yang didapatkan melalui pengalaman (nurture). Namun, Cattel berpendapat bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun nurture (lingkungan sosial) sama-sama memengaruhi kepribadian seseorang.

3.      Past vs Present
Cattel berpendapat bahwa kita tidak akan memperoleh prediksi perilaku secara utuh bila hanya dilihat dari pengaruh kejadian-kejadian kehidupan yang baru (present experiences). Tetapi Cattel percaya bahwa kejadian-kejadian masa lalu, termasuk masa kanak-kanak kita (past experiences) juga memengaruhi prediksi kepribadian  seseorang secara permanen.

4.      Uniqueness vs Universality
Dalam teori big five, dikatakan memiliki Uniqueness karena mempunyai trait dengan keunikannya masing-masing. Dan setiap trait ini juga mempunyai ciri atau facetnya masing-masing. Dikatakan universal adalah karena menurut teori ini, kelima trait ini dimiliki oleh semua individu. Universality ini  merupakan ciri kepribadian secara umum, dan menjadi acuan dalam menentukan, mengidentifikasi kepribadian tiap individu. Cattel berpandangan bahwa uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak ditemukan ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan ciri sifat unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.

5.      Equilibrium vs Growth
Dalam teori ini, equilibrium dan growth memiliki posisi yang seimbang. Disini tidak terlalu banyak dijelaskan bagaimana teori ini memberikan keterangan tentang keseimbangan dan pertumbuhan dalam hidup manusia dengan pembentukan kepribadian. Dimana, keseimbangan dan pertumbuhan ini melibatkan kepentingan dan akhir dari tujuan hidup manusia. Tetapi, McCrae dan Costa yakinsetiap orang memiliki level tertentu dari masing-masing five factor, kemudian akan mempengaruhi pengalaman dan perkembangan kepribadian psikologis.

6.      Optimistic vs Pesimistic
Cattel memandang sifat manusia dengan lebih jelas. Di tahun-tahun permulaannya, dia sangat optimis tentang adanya suatu kemampuan dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel memperkirakan bahwa kita seharusnya memiliki kesadaran besar untuk mengontrol lingkungan hidup kita. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus percaya bahwa sifat perilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.

7.     Assessment
Setiap individu tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Lima dimensi kepribadian yang dinamakan dengan The Big Five Trait, diantaranya terdiri dari openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.

            Terdapat beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur Big Five Trait Factors, diantaranya yaitu :
Ø  BFI (Big Five Inventory)
Ø  NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
Ø  PCI (Personality Characteristic Inventory)

BFI (Big Five Inventory)
Big Five Inventory  merupakan tes yang terdiri dari empat puluh empat item sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan tes yang praktis dan singkat yang dapat mengukur dan mengidentifikasi komponen dari Big Five Personality. Empat puluh empat  item dari  Big Five Inventory  dikembangkan dan menjadi representasi dari kelima Public Big Five Personality. Tujuan dari tes ini adalah terciptanya inventori yang ringkas, flexible, dan efisien dalam melakukan penilaian terhadap 5 dimensi dari Big Five Personality.


NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
            NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.

IPIP (International Personality Item Pool)
         IPIP website merupakan suatu usaha secara internasional untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik daan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil.

DAFTAR PUSTAKA

Pervin, L.A & John, O.P. 2001. Personality;Theory and Reasearch. 8 ed. New York:John Wiley &  Sons, Inc.
Schultz & Schultz. 1994. Theories of Personality. 5 ed. Belmont: Wadsworth, Inc.
Lahey, Benjamin B. 2007. Psychology an introduction. New York: The McGraw Hill Companies, Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar