Pengertian
Pendidikan multikultural adalah
pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari
berbagai kelompok kultural .
Tujuan Pendidikan
Multikultural
·
Pemerataan kesempatan bagi semua murid
·
Mempersempit gap dalam prestasi akademik
antara murid kelompok utama dengan minoritas.
Sejak kapan ?
Pada tahun 1960-an (di Amerika) :
gerakan hak - hak sipil dan gerakan untuk pemerataan kesetaraan dan keadilan sosial
dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna .
Cakupan Pendidikan
Multikultural
·
Status sosioekonomi
·
Etnis
·
Gender
Komponen Utama Keadilan
Sosial
·
Reduksi
prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru
dikelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang
lain.
·
Pedagogi
ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan
memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat, baik itu untuk anak
laki - laki maupun perempuan dan untuk semua kelompok etnis.
Pemberdayaan Murid
Pemberdayaan adalah member orang
kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan
menciptakan dunia yang lebih adil.
Titik berat murid multikultural
·
pada tahun 1960-an sampai 1980-an,
pendidikan multikultural dititik beratkan pada usaha memberdayakan murid dan
memperbaiki representasi kelompok minoritas dan kultural dalam kurikulim dan
buku ajar.
·
Sekolah harus member murid kesempatan
untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok
kultural dan etnis yang berbeda - beda .
Harapan
·
Meningkatkan rasa harga diri minoritas,
mengurangi prasangka, dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih setara.
·
Membantu murid kulit putih untuk menjadi
lebih toleran kepada kelompok minoritas dan agar murid kulit putih dan kulit
berwarna akan mengembangkan beragam perspektif dalam kurikulumnya.
Pengajaran yang Relevan
Secara Kultural
·
Pakar pendidikan multicultural percaya
bahwa guru yang baik akan mengetahui dan mengitegrasikan pengajaran yang
relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran
menjadi lebih efektif.
·
Beberapa peneliti menemukan bahwa murid
dari kelompok yang sama berperilaku dengan cara yang membuat beberapa tugas
pendidikan menjadi sulit.
Bentuk
·
kelas jigsaw
·
tim olahraga
·
produksi drama
·
pentas musik
Pemikiran Kritis dan
Inteligensi Emosional
Murid yang belajar berpikir secara
mendalam dan kritis tentang relasi antara – etnis kemungkinan akan berkurang
prasangkanya dan tidak lagi menstreotipkan orang lain. Murid yang berpikir
dangkal sering kali lebih banyak berprasangka. Akan tetapi, jika murid belajar
mengajukan pertanyaan, memikirkan dahulu isunya ketimbang jawabannya, dan
menunda dahulu penilaian sampai informasi yang lengkap sudah tersedia, maka
prasangkanya akan berkurang.
Strategi Anitibias
·
ciptakan lingkungan kelas antibias
dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis dan kultural.
·
Memilih materi drama, seni, dan
aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural.
·
Gunakan boneka “ persona “ untuk anak
kecil.
·
Bantu murid menolak stereotip dan
diskriminasi.
·
Ikutlah dalam aktivitas peningkatan
kesadaran untuk memahami pandangan kultural anda sendiri secara lebih baik dan
untuk menangani stereotip atau bias yang mungkin anda miliki.
·
Bangun dialog guru atau orang tua yang
membuka diskusi tentang masing – masing pandangan ; lakukan tukar menukar
informasi tentang bagaimana anak mengembangkan prasangka ; dan beri tahu orang
tua tentang kurikulum antibias.
Meningkatkan Toleransi
Teaching
Tolerance Project menyediakan sumber daya dan materi
kepala sekolah untuk meningkatkan pemahaman antar cultural dan hubungan antara
anak kulit putih dengan kulit berwarna. Majalah dua tahunan Teaching Tolerance didistribusikan ke
setiap sekolah negeri dan swasta di AS. Tujuan majalah ini adalah untuk berbagi
pandangan dan menyediakan sumber materi untuk mengajar toleransi.
Daftar Pustaka : Santrock., J.W. (2013). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar