Rabu, 18 Juni 2014

Motivasi



A.   Mengeksplorasi motivasi
Motivasi
Motivasi adalah proses yang member semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.
Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Ada empat perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif, dan social.
1.        Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kuncidalam menentukan motivasi murid.
Insentif adalah kejadian atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid.
2.      Perspektif Humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain).
Hierarki kebutuhan Maslow,bahwa kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut : fisiologis, keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.
·         Fisiologis : lapar, haus, tidur
·         Keamanan (safety) : bertahan hidup
·         Cinta dan rasa memiliki : keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
·         Harga diri : menghargai diri sendiri
·         Aktualisasi diri : realisasi potensi diri
Aktualisasi diri yaitu kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.
3.      Perspektif kognitif
Perspektif kognitif adalah pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Motivasi Kompetensi yaitu ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
4.      Perspektif social
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.

B.   Motivasi untuk meraih sesuatu
Motivasi ekstrinsik dan intrinsik
·         Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik Yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).
·         Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Motivasi untuk menguasai
·         Orientasi untuk menguasai
Yaitu pandangan personal yang melibatkan penguasaan atas tugas, sikap positif dan strategi berorientasi solusi.
·         Orientasi tak berdaya
Yaitu pandangan personal yang focus pada ketidakmampuan personal, atribusi kesulitan pada kurangnya kemampuan, dan sikap negatif.
·         Orientasi kinerja
Pandangan personal yang lebih menitik beratkan pada kinerja / hasil ketimbang prosesnya ; bagi murid berorientasi kinerja, kemenangan atau keberhasilan adalah penting dan kebahagiaan dianggap sebagai hasil dari kemenangan.
            Self – efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa mengusai situasi dan memproduksi hasil positif. Bandura percaya bahwa self efficacy adalah factor penting yang mempengaruhi prestasi murid. Self efficacy punya kesamaan dengan motivasi untuk menguasai dan motivasi intrinsik. Self efficacy adalah keyakinan bahwa “ aku bisa ” ; ketidakberdayaan adalah keyakinan bahwa “ aku tidak bisa ”. murid dengan self efficacy tinggi setuju dengan pernyataan seperti “ saya tahu bahwa saya akan mampu menguasai materi ini ” dan “ saya akan bisa mengerjakan tugas ini ”.

Meningkatkan Self Efficacy Murid
Berikut ini beberapa strategi untuk meningkatkan self efficacy murid antara lain :
1.        Ajarkan strategi spesifik
2.      Bimbing murid dalam menentukan tujuan
3.      Pertimbangkan mastery
4.      Kombinasikan strategi training dengan tujuan
5.      Sediakan dukungan bagi murid
6.      Pastikan agar murid tidak terlalu semangat atau terlalu cemas
7.       Beri contoh positif dari orang dewasa dan teman
Ekspektasi Guru
Motivasi dan kinerja murid mungkin dipengaruhi oleh ekspektasi guru. Guru sering kali punya ekspektasi lebih positif untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspektasi ini kemungkinan akan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.
>> contohnya : guru menyuruh murid berkemampuan tinggi untuk belajar lebih keras, mau meluangkan waktu lebih lama untuk menunggu jawaban dari mereka, merespons mereka dengan lebih banyak informasi yang lebih mendalam, tidak terlalu sering menegur, lebih sering memuji mereka, lebih ramah terhadap mereka, lebih sering memanggil mereka, menempatkan mereka dibangku yang lebih dekat dengan meja guru, dan lebih mungkin member tambahan nilai kepada mereka.

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar