Pengalaman saya sebagai peserta
pedagogi dan andragogi
Menurut Malcolm S.knowles pengertian pedagogi dan andragogi
adalah sebagai berikut :
- Pedagogi :> seni dan ilmu bagaimana anak – anak belajar
- Andragogi :> seni dan ilmu bagaimana orang dewasa belajar
Lebih lanjut Malcolm S.
Knowles membedakan pedagogi dan androgogi sebagai berikut :
Pedagogi
·
Metode
pendidikan pasif seperti metode kuliah atau ceramah
·
Belajar
berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
·
Pembelajar
disebut “ siswa “ atau “ anak didik “
·
Gaya
belajar dependen
·
Peserta
berkontribusi sedikit berpengalaman
·
Diasumsikan
bahwa siswa tidak berpengalaman dan kurang informasi
·
Guru
mengontrol waktu dan kecepatan
·
Guru
sebagai sumber utama yang memberikan ide – ide dan contoh
·
Tujuan
ditentukan sebelumnya
Andragogi
·
Menggunakan
metode pelatihan aktif
·
Belajar
terpusat pada masalah kehidupan nyata
·
Pembelajar
disebut “ peserta didik atau warga belajar “
·
Gaya
belajar independen
·
Keterlibatan
atau kontribusi peserta sangat penting
·
Diasumsikan
peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
·
Pembelajaran
mempengaruhi waktu dan kecepatan
·
Peserta
dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide – ide dan contoh
·
Tujuan
fleksibel
Pengalaman
Pedagogi
Sewaktu duduk
pada tingkat sekolah SD, SMP sampai SMA, yang masih berstatus sebagai ‘siswa’.
Metode belajar di sekolah itu adalah mendengarkan guru menjelaskan pelajaran
sampai dengan selesai, selama guru mengajar siswa hanya duduk, diam,
mendengarkan apa yang disampaikan guru dan cenderung pasif pada saat guru menanyakan
“ anak – anak ada yang mau ditanyakan ? “ siswanya tidak memiliki respon, kami
hanya menundukkan kepala ke bawah seakan
– akan tidak memiliki rasa tanggung jawab pada proses balajar mengajar di
sekolah. Cerita sedikit mengenai aktif dan pasif selama duduk di bangku
sekolah. Dulu sewaktu SMP saya masih terbilang aktif disekolah walaupun memang
yang ditanyakan itu terkadang membuat pusing gurunya alias agak melenceng
sedikit dari materi yang dibahas . .
hehe, wajar lah namanya masih anak – anak walaupun terbilang sudah remaja, tapi
proses keingintahuan masih ada pada diri
saya . Namun, karena ada kawan yang kurang suka pada saya karena saya murid
yang terbilang aktif pada saat belajar,,, jika sudah keluar gurunya dari
ruangan dia sering mengatakan bahwa saya ini orangnya sok cari perhatian guru
agar bisa di ingat, truss sok pintar lah, dan lain sebagainya yang kata – katanya
tidak layak untuk diperdengarkan. Jadi tiba di bangku SMA saya cenderung pasif
pada saat belajar karena saya gak mau di benci orang apalagi dia itu teman
sekelas ku , walaupun padahal saya orangnya biasa saja. Dan pada akhirnya sikap
ku selama 3 tahun di SMA itu kebawa ke perkuliahan,, wadawwww saya pun jadi gak
abizzz piker,, ehhhh pikirrr . . hahahahhh . . lanjut ke pembahasan , guru –
guru yang saya jumpai selama di sekolah SD, SMP sampai SMA itu gurunya memang
bias mengontrol waktu dan kecepatan dimana guru mempengaruhi seberapa cepat
siswanya dapat memahami pelajaran dan dapat diaplikasikan. Belajar disekolah
saya juga hanya memahami materi dan tidak membuat siswa untuk memahami isi
materi tersebut. Metode pembelajaran yg dilakukan pada masa sekolah di
sampaikan dengan metode ceramah, maka guru lah yg menjadi sumber utama dalam
memberikan ide-ide dan contoh-contoh agar siswa dapat memahami materi yang
disampaikannya.
Pengalaman
Andragogi
Pengalaman andragogi bisa dibilang pengalaman dari awal
menduduki status “ Mahasiswa ” di perkuliahan Psikologi USU. Dimana kita
sebagai Mahasiswa yang di tuntut untuk aktif dalam berbagai hal. Di
perkuliahan, pembelajaran disebut sebagai peserta didik karena memiliki
kontribusi yang sangat besar pada proses pembelajaran dan metode yang digunakan
dalam pembelajaran aktif adalah persentasi dan diskusi, jadi sebagai mahasiswa
yang aktif selama proses pembelajaran, sebelum masuk kuliah terlebih dahulu
mahasiswa atau saya sendiri harus membaca materi yang dikuliahkan pada hari
tersebut, supaya selama kuliah berlangsung saya dapat mengikutinya dengan baik.
Keinginan untuk mencapai tujuan sebagai seorang Mahasiswa tidak cukup hanya 1
hal tetapi banyak hal, seperti sewaktu saya disuruh mencari kelompok andragogi
untuk menyatukan isi dari kertas yang ada ditangan saya dengan teman – teman
satu kelas, di situ pastinya sudah melibatkan keinginan atau tujuan yang akan
kami capai, bukan hanya untuk menemukan pasangan, tetapi kami juga menjalin
kerjasama agar bisa menyelesaikan tugas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar