Rabu, 18 Juni 2014

Tugas Kepribadian I "Pendekatan Tipologi 3 ( Cattell )"




Disusun Oleh : 
Kelompok 5 
Miranda Purnama            (131301008) 
Tri Yuspiani Lubis              (131301023) 
Juliani Safitri                     (131301025) 
Yunirwan                            (131301027) 
Rifky Tiara Balqish           (131301029) 
Devira Fadiyah                  (131301031) 
Iin Novita Sari                   (131301033) 
Nurul Hasanah                  (131301035)  


A.      SEJARAH RAYMOND B. CATTELL
Pada tahun 1905, Cattell lahir di kota Staffordshire, Inggris dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Cattell melihat banyak kereta muatan yang mengangkut tentara cedera yang kembali dari medan perang di Perancis. Hal tersebut membuat Cattell sadar bahwa “betapa singkatnya hidup dan kebutuhan untuk menyempurnakannya selagi bisa.
Pada usia 16 tahun, Cattell melanjutkan pendidikannya di University of London dan mengambil jurusan fisika dan kimia. Namun dia menyadari bahwa ilmu fisika dan kimia yang ia miliki tidak dapat membantunya untuk memecahkan masalah sosial. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang Human Mind dan ia menyimpulkan bahwa satu-satunya jalan adalah mempelajari pikiran manusia (Human Mind).
Ini adalah keputusan yang telah berani dibuatnya pada tahun 1924.  Cattell melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di University of London dan mengambil jurusan psikologi.
Pada tahun 1929,  Cattell menyelesaikan program Ph.D dan bekerja sama dengan seorang psikolog dan ahli statistik ternama, yaitu Charles E. Spearman. Ketika itu, Spearman telah menggunakan analisis faktor untuk mengukur kemampuan mental, dan Cattell memutuskan untuk menggunakan metode tersebut untuk struktur kepribadian.
Delapan tahun setelah ia meraih gelar doktornya, Cattell akhirnya menerima kesempatan untuk melakukan pekerjaan penuh waktu dalam psikologi . Psikolog Amerika terkemuka Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk menghabiskan waktu setahun di laboratorium Thorndike di Columbia University di New York.
Tahun-tahun berikutnya Cattell menjadi profesor psikologi di Clark University di Worcester, Massachusetts, dan pada tahun 1941 ia pindah ke Harvard University. Dia menikah dengan seorang matematikawan yang berbagi kepentingan penelitian, dan pada usia ke 40, Cattell pindah ke University of Illinois sebagai profesor riset.
Terbebani dengan mengajar atau tugas akademik lainnya, Cattell sepenuhnya mengabdikan dirinya sendiri pada penelitiannya. Ia menerbitkan lebih dari 400 artikel dan 35 buku , prestasi monumental yang mencerminkan dedikasi dan kegigihannya.


B.       DEFENISI KEPRIBADIAN   
Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai defenisi kepribadian, yaitu :
“Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation“
Maksudnya adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell berfokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar maupun dalam.

C.      STRUKTUR KEPRIBADIAN

Menurut Cattell kepribadian yaitu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah kecenderungan reaksi, yang diperoleh dari analisis faktor, merupakan bagian yang relatif permanen dari kepribadian. Cattell mengelompokkan trait ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1.      Common Traits dan Unique Traits
            Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang tapi berbeda dalam tingkatannya. Setiap orang memiliki trait ini, tapi dengan tingkatan-tingkatan yang berbeda satu sama lainnya. Contoh dari common trait yaitu kemampuan bersosialisasi, intelegensi, keterbukaan, supel, dan lain lain. Setiap orang memiliki intelegensi namun setiap orang berbeda tingkatannya.
            Unique trait merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dalam jumlah kecil yang menimbulkan keunikan dan membedakan individu satu dengan yang lain.  Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya sebagian individu tertarik pada olahraga volly, sebagian bulutangkis, sebagian lebih tertarik pada seni dan sebagainya.
2.      Ability Traits, Temperament Traits dan Dynamic Traits
            Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja demi sebuah tujuan. Inteligensi juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini, contohnya dengan tingkat inteligensi seseorang, kita dapat memperkirakan seberapa keras seseorang itu mampu mencapai tujuannya.
Temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi  dari seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya : ketenangan, kegugupan, santai, keberanian, dan lain-lain.
Dynamic traits yaitu sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.

3.      Surface Traits dan Source Traits
            Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-elemen yang menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dan lain-lain.
            Source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang memengaruhi setiap perilaku individu. Source traits  merupakan trait yang penting karena source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits.
            Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
Ø  Constitutional Traits berasal dari kondisi biologis tetapi belum tentu bawaan.  Misalnya : asupan alkohol dapat menyebabkan perilaku seperti kecerobohan, banyak bicara, dan bicara ngawur.
Ø  Environmental-mold Traits karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan  melalui proses pembelajaran. Misalnya, anak yang dididik dengan sistem demokrasi berbeda prilakunya dengan anak yang dididik dengan cara otoriter. Contoh lainnya, seseorang yang bekerja sebagai militer menunjukkan perilaku yang berbeda dengan seseorang yang bekerja sebagai penyanyi.

D.      DINAMIKA ATAU PROSES KEPRIBADIAN

Dinamika kepribadian adalah proses yang menyebabkan atau memotivasi munculnya suatu perilaku tertentu. Menurut Cattell dinamika atau proses kepribadian terbagi atas :
1.        Ergs
Ergs adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuannya. Ergs adalah unit bawaan dasar motivasi. Menurut Cattell ada 11 ergs dalam diri manusia, yaitu : rasa ingin tahu (curiosity), seks (sex), kemampuan bersosialisasi (gregariousness), perlindungan (protection), penonjolan diri (self-assertion), keamanan (security), rasa lapar (hunger), kemarahan (anger), rasa jijik (disgust), ketertarikan (appeal).

2.        Sentiments
Sentiments adalah proses dimana  munculnya sebuah prilaku dikarenakan motivasi, energi, atau dorongan yang berasal dari luar diri kita (lingkungan), baik interaksi sosial atau lingkungan fisik. Sentiment ini diperoleh dari hasil belajar dan dapat hilang sewaktu-waktu. Contohnya seperti karier, agama, pasangan hidup, dan lain-lain.

3.        Attitudes
Attitudes adalah sikap kita, emosi dan perilaku terhadap beberapa orang, benda, atau peristiwa. Menurut Cattell, sikap mencakup emosi, tindakan, dan opini, ini adalah definisi yang lebih luas daripada yang biasanya digunakan dalam psikologi. Attitudes tidak perlu diungkapkan secara verbal. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya.
4.        Subsidiation
Cattell menyatakan bahwa antara ergs, sentiment dan attitude saling berhubungan oleh rantai subsidiation. Konsep ini menyatakan elemen kepribadian tertentu dianggap tidak begitu penting oleh elemen lainnya.
5.        The Self – Sentiment
Pola masing-masing orang dari sentimen ini diselenggarakan oleh sentimen utama yang disebut self-sentimen. Ini adalah konsep diri kita, tercermin di hampir semua sikap dan perilaku kita. Sentimen diri memberikan stabilitas, koherensi, dan organisasi dengan ciri-ciri sumber dan terkait dengan expession dari ergs dan sentimen.

E.       PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Cattel mengajukan enam tahap dalam perkembangan kepribadian sepanjang rentang kehidupan, yaitu :
1.        Infancy
Masa infancy dimulai sejak lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun) dan merupakan periode terpenting. Pada tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara di sekitarnya, dan melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman bagaimana anak menjalani proses toilet training.
Cattel bukanlah seorang pengikut Freud, tetapi ia setuju dengan ide Freud yang mengatakan bahwa tahun-tahun di awal kehidupan sangat penting dalam membentuk kepribadian, termasuk masalah oral dan anal yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian.
Beberapa perilaku sosial terbentuk dari: Ego dan Superego, perasaan aman atau tidak aman, kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism), sikap terhadap otoritas diri.
2.        Childhood
Masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap ini sering disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya sedikit saja masalah psikologis yang dialami, tidak sekritis pada masa sebelumnya.
Tahapan ini ditandai dengan dimulainya kemandirian dan ingin bebas dari orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan kelompok sosial atau pertemanan.
3.      Adolescence
Tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang bermasalah dan penuh dengan tekanan (stressful), yaitu tahap remaja di antara 14-23 tahun. Gangguan mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik yang dialami pada umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.
4.      Maturity
Pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode kepuasan dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga. Perkembangan kepribadian menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu pula secara emosional. Tidak banyak perubahan minat dan perilaku selama tahap ini.
5.        Late Maturity
Pada tahap dewasa akhir ini (50-65 tahun) meliputi perkembangan kepribadian dalam merespon perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur 50 tahun. Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama ini dan mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.
6.      Old Age
Masa ini dimulai pada usia 65 tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan orang-orang terdekat seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja, kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa ini. Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang telah dilaluinya. Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-kanak.

F.        PSIKOPATOLOGI

Psikopatologi adalah ilmu tentang gangguan mental, keadaan mental yang berbahaya dan abnormal. Psikologi abnormal istilah lebih familiar digunakan  pada non-medis bidang psikologi. Cattell mengemukakan dua bentuk psikopatologi, yaitu:
·         Ketidakseimbangan fungsi factor umum
·         Sifat patologis sebagai factor terpisah
Berikut merupakan gangguan mental yang telah dibedakan oleh Cattell, yaitu :
ü  D1 : Low Hypocondriasis = Senang, pikiran baik dengan bekerja , tidak menemukan sakit yang berbahaya.
ü  D2 : Zestfulness = Puas dengan kehidupan dan sekitarnya, tidak memiliki keinginan kematian dan Suicidal Disgust = Benci dengan kehidupan, pikiran kacau, dan tindakan menghancurkan diri.
ü  D3 : High Brooding Discontent = Mencari kegembiraan, mengambil risiko, mencoba hal baru dan Low Brooding Discontent = Menghindari hal hal yang berbahaya dan petualang, membutuhkan sedikit kesenangan.
ü  D4 : Low Anxious Depression = Tenang dalam keadaan darurat, peduli dengan sekitar, sigap dan High Anxious Depression = memiliki mimpi yang mengganggu, ceroboh dalam menangani hal, tegang, mudah marah.
ü  D5 : High Energy Euphoria = Menunjukkan semangat dalam bekerja, energik, tidur nyenyak dan Low Energy Euphoria = kelelahan,  kekhawatiran, tidak bersemangat menghadapi masalah.
ü  D6 : Low Guilt and Resenrment = Tidak merasa bersalah, bisa tidur, tidak peduli apa yang tersisa dan High Guilt and Resenrment = Memiliki perasaan bersalah, menyalahkan diri atas segala hal, kritis pada diri sendiri.
ü  D7 : Low Bored Depression = Santai, perhatian, ceria dengan orang dan High Bored Depression = Menghindari kontak dan keterlibatan dengan orang-orang, mencari isolasi, menunjukkan rasa tidak nyaman dengan orang.
ü  Pa : Low Paranoia = Percaya, tidak merasa cemburu atau iri hati dan High Paranoia = Mempercayai bahwa ia dimata-matai, diperhatikan, dianiaya.
ü  Pp : Low Psychopathic Deviation = Menghindari keterlibatan dalam tindakan ilegal atau melanggar aturan, sensitif dan HighPsychopathic Deviation = Merasa tidak butuh bantuan, suka melanggar aturan, tidak merasa bersalah.
ü  Sc : Low Schizophrenia = Realistis terhadap diri sendiri, memiliki kestabilan emosi dan High Schizophrenia = Salah mempersepsikan sensasi yang diterima indera, menyendiri.
ü  As : High Psychasthenia = melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang, tidak dapat mempertahankan dirinya untuk berada dalam keadaan normal.
ü  Ps : Low General Psychosis = Percaya diri, mandiri dan High General Psychosis = Merasa dirinya lemah, tidak berguna.

G.      ISU PENTING DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Menurut Cattell, konsistensi dan adanya aturan sangat mempengaruhi cara kita meramalkan serta kemudian menggambarkan bagaiman perilaku seseorang dapat terjadi. Tanpa adanya konsistesi dan keteraturan akan sulit bagi kita untuk memperkirakan munculnya sebuah perilaku. Konsistensi ataupun aturan tersebut antara lain :
1.      Freewill and Determinism
Determinism adalah kemampuan individu dalam mengontrol perilakunya sendiri dan memahami motivasi dibalik perilaku tersebut. Sebaliknya, freewill  adalah perilaku individu yang didasarkan keinginan yang tidak dapat terkontrol oleh dirinya sendiri. Menurut Cattell, seorang individu mampu mengontrol perilakunya sendiri (determinism), dan keberadaan freewill sangat kecil kemungkinannya untuk mempengaruhi pembentukan pribadi seseorang.
2.      Nature and Nurture
Cattel memberi perhatian besar terhadap pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam membentuk kepribadian. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa untuk beberapa traits, factor keturunan berperan penting dalam hal ini. Cattel menyimpulkan sepertiga dari kepribadian didasari oleh genetika dan dua per tiganya ditentukan oleh factor social dan pengaruh lingkungan.
3.      Past Experiences and Present Experiences
Bagi Cattell, antara Past and Present sama-sama kuat dalam mempengaruhi kepribadian seseorang. Menurutnya akan mudah memperkirakan perilaku seseorang apabila telah bersama dalam waktu yang cukup lama (past) dan bersifat konsisten. Namun perilaku yang terjadi secara spontanitas sangat mungkin akan muncul. Oleh sebab itu, Cattell memutuskan bahwa antara Past and Present sama kedudukannya.
4.      Uniqueness and Universality
Bagi Cattell setiap individu memiliki ciri khas atau keunikannya masing-masing, yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Namun keunikan-keunikan ini umum adanya, karena setiap manusia memiliki setiap keunikannya, meskipun keunikan yang dimiliki masing-masing berbeda. Karena itulah Cattell memutuskan bahwa kedudukan antara Uniqueness and universality adalah sama dalam pembentukan pribadi individu.
5.      Equilibrium and Growth
Menurut Cattel Equilibrium and Growth adalah sama dan seimbang. Karena baginya setiap perilaku individu terjadi atas dasar ingin menjaga keseimbangan dalam hidupnya agar berjalan sebagaimana mestinya. Namun disamping itu, individu memilki keinginan dan motivasi yang sama kuatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam hidup mereka.
6.      Optimism and Pessimism
Berdasarkan pengalamannya Cattel berpendapat bahwa setiap manusia dibekali dengan sifat optimism. Sebab dimasa kecilnya Cattell sangat optimis bahwa kita sebagai manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Ia mempresiksi bahwa individu akan mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam mengontrol lingkungan.

H.      ASSESSMENT AND RESEARCH
1.        Assessment
            Cattell memperkirakan kepribadian secara objektif melalui tiga metode primer, yaitu :
·         L-data adalah teknik dimana peneliti meliput kehidupan subjek secara langsung di kehidupan sehari-hari. Poin penting tentang L-data adalah perilaku yang diamati dapat berupa perilaku yang dilihat peneliti dan perilaku yang terjadi secara natural atau dapat juga dilakukan melalui penilaian orang lain yang mengenal dekat subjek yang sedang diamati.
·         Q-data adalah teknik dimana subjek yang diamati mengisi kuesioner, menilai perilaku dan karakternya sendiri dengan mengisi lembar kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Ada beberapa kelemahan dari Q-data, yaitu 1) Subjek penelitian mungkin memiliki batas self-awareness sehingga jawaban mereka tidak akurat merefleksikan keadaan natural kepribadian mereka, 2) Bahkan walaupun subjek mengenal dirinya dengan sangat baik, mungkin mereka tidak ingin peneliti mengetahuinya sehingga dengan sengaja menyalahkan jawaban mereka.
·         T-data adalah teknik dimana informasi mengenai kepribadian subjek diperoleh melalui tes sehingga tidak terjadi subjektivitas yang sering terjadi pada Q-data.

Tes PF 16
Tes yang didasarkan dari 16 sifat faktor primer. Tes ini ditujukan pada orang-orang yang berusia 16 tahun atau lebih dan hasil skornya berasal dari 16 skala. Tes ini bersifat objektif dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian dengan tujuan penelitian, diagnosis klinis, dan prediksi kesuksesan.
16 Faktor Primer (16 PF)
Skor Rendah
Simbol
Nama Faktor
Simbol
Skor Tinggi
Reserved
Tidak Ramah
A -
Sizia - Affectia
A +
Outgoing
Ramah
Less Intelligence Kurang Cerdas
B -
Intellegence
B +
More intelegence Lebih cerdas
Emotional
Emosional
C -
Ego Strength
C +
Stable
Stabil
Humble
Rendah hati
E -
Submissive- Dominance
E +
Assertive
Tegas, sombong
Sober
Bijak, berfikir tenang
F -
Disurgency-Surgency
F +
Happy-go-lucky
Riang-ceria
Expedient
Ceroboh
G -
Superego-Strenght
G +
Conscientious
Cermat
Shy
Malu
H -
Threctia-Parmia
H +
Bold
Berani
Toughminded
Keras hati
I -
Harria-Premsia
I +
Tenderminded
Lembut hati
Trusting
Mudah percaya
L -
Alaxia-Protension
L +
Suspicious
Curiga
Practical
Praktis
M -
Praxernia-Autia
M +
Imaginative
Imajinatif
Fortright
Jujur-apa adanya
N -
Artlessness-shrewdness
N +
Shrwed
Cerdik
Placid
Tenang-aman
O -
Assurance-guilt proneness
O +
Apprehensive
Khawatir
Traditional
Kolot
Q1 -
Conservative-Radicalims
Q1 +
Experimenting
Senang hal baru
Group-tied
Terikat kelompok
Q2 -
Group Adherence-Self
Suficient
Q2 +
Self Suficient
Mandiri
Casual
Sembarangan
Q3 -
Low Integration-High Self Concept
03 +
Controlled
Teratur-rapi
Relaxed
Santai
Q4 -
Ergic Tension
Q4 +
Tense
Tegang
Inaktif
D -
Phlegmatic Temperament-Excitability
D +
Overaktif
Suka aksi kelompok
J -
Zeppia-Coasthenia
J +
Reflektif
Tidak peduli sosial
K -
Social unconcern-Social role concern
K +
Kemasakan sosial
Melankolis
P -
Coutious inactivity-Sanguin Casualness
P +
Spekulatif-mandiri
Mencukupi diri sendiri
Q5 -
Lack of social concern-Groupdedication with sensed inadequacy
Q5 +
Peduli dengan kerja sosial
Diam, menerima
Q6 -
Self effacement-Social panace
Q6 +
Pemberontak social
Tidak senang berbicara
Q7 -
Explicit self Expression
Q7 +
Ekspresi verbal/social
16 Faktor Primer Patologis
Tidak takut sakit
D1 -
Hypochondriasis
D1 +
Takut sakit tanpa alasan
Menyenangi hidup
D2 -
Zestfulness-Suicidal disgust
D2 +
Merusak diri sendiri
Menolak petualangan
D3 -
Broading Discontent
D3 +
Berani mengambil resiko
Tenang, percaya diri
D4 -
Anxious Depression
D4 +
Tegang, kaku
Antusias dalam bekerja
D5 -
High Enercy Euphoria-Low Eneercy Depression
D5 +
Merasa kelelahan
Tidak merasa berdosa
D6 -
Guilt and Resentment
D6 +
Merasa Berdosa
Santai, ramah
D7 -
Bored Depression
D7 +
Menyendiri, menolak kontak
Mudah percaya
Pa -
Paranoia
Pa +
Merasa terus diamati
Menolak melanggar
Pp -
Psychotic Deviation
Pp +
Antisosial-kriminal
Hukum Emosi harmonis
Sc -
Schizophrenia
Sc +
Halusinasi
Tanpa kompulsif
As -
Psychasthenia
As +
Banyak kompolsif
Baik hati
Ps -
General Psychosis
Ps +
Mudah kehilangan akal







2.      Research
Cattel membagi tiga cara untuk mempelajari kepribadian, yaitu: pendekatan variate, clinical, dan multivariate. Pendekatan bivariat adalah metode standar dimana psikolog  memanipulasi variabel independen untuk menentukan adanya efek pada perilaku subjek. Pendekatan ini  juga bisa disebut univariate, karena hanya satu variabel yang diteliti pada suatu waktu. Pada kenyataannya, kepribadian itu dipengaruhi oleh banyak variable. Ini membuat Cattell berpendapat bahwa hal ini hanya memiliki aspek terbatas pada kepribadian.
Pendekatan clinical, meliputi studi kasus, analisis mimpi, asosiasi bebas, dan teknik yang sama, sangat subjektif,oleh karena itu, tidak menghasilkan data diverifikasi dan terukur.
Pendekatan multivariate, Cattell memilih pendekatan ini karena menghasilkan data yang sangat  spesifik. Cattel membagi dua bentuk analisis faktor, yaitu: teknik R dan teknik P. Teknik R melibatkan pengumpulan sejumlah besar data dari kelompok yang diteliti. Trait ditentukan dari korelasi antar semua nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Shultz, Duane. dan Sydney Ellen Shultz. 1994. Theories of Personality. 5th. Amerika: Wadsworth.
Shultz, Duane. dan Sydney Ellen Shultz. 2005. Theories of Personality. 8th. Amerika: Wadsworth.
Hall, Calvin, Gardner Lindzey, John C. Loehlin, Martin Manosevitz. 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada : John Wiley & Sons, inc.
http://psikologio-debri.blogspot.com/2012/01/cattell.html#!/2012/01/cattell.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar