DEFENITION OF COGNITION
PENGERTIAN KOGNISI
Kognisi dapat
didefenisikan sebagai proses intelektual (seperti berpikir memori persepsi dan
bahasa). Mari kita analisis defenisi rumit dan tiga aspek utama:
1. Cognition
processes information à informasi adalah hal kognisi: hal-hal yang diperoleh
, diubah, disimpan dan digunakan. Banyak dari informasi ini dibahas dalam
bentuk kategori atau konsep,subjek bagian bagian berikutnya.
2. Cognition
is active à informasi bahwa dunia memberi kita berubah secara
aktif, disimpan, dan digunakan dalm proses kognisi. Dalam kognisi, informasi
adalah:
a) Diperoleh
melalui indera.
b) Berubah
melalui proses penafsiran persepsi dan berpikir.
c) Disimpan
dan diambil melalui proses memori.
d) Digunakan
dalam pemecahan bahasa dan masalah.
3. Cognition
is useful à ini melayani tujuan. Kami menggunakan bahasa ketika
kita perlu menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Manusia menggunakan kognisi
untuk bertahan hidup secara fisik dan hidup dalam dunia sosial.
CONCEPTS: THE BASIC UNITS OF THINKING
Konsep adalah unit dasar pemikiran.
Konsep adalah kategori umum, kejadian dan kualitas yang dihubungkan oleh sebuah
fitur umum atau fitur meskipun terdapat perbedaan-perbedaan mereka
SIMPLE AND COMPLEX CONCEPTS
Conjunctive Concepts
didefenisikan karakteristik atau lebih yang di tunjukkan secara bersamaan.
Konsep bibi adalah contoh dari konsep
penghubung karena memiliki dua karakteristik mendefenisikan simultan (perempuan
dan saudara dari salah satu orang tua anda). Disjunctive Concepts didefenisikan oleh kehadiran satu
karakteristik umum atau yang lain, atau keduanya. Sebagai contoh, seseorang
mungkin dianggap schizoprenic jika ia terus menerus telah disorted pengalaman
persepsi (seperti mendengar suara-suara aneh yang tidak ada) atau terus menerus
memegang keyakinan disorted palsu (seperti percaya bahwa ia adalah agen raja
atau CIA) atau keduanya. Orang schizoprenic adalah konsep disjunctive karea
didefenisikan oleh kehadiran salah satu dari dua karakteristik atau keduanya.
NATURAL
CONCEPTS
Rosch
menunjukkan bahwa, berdasarkan manusia dilahirkan kami siap mempelajari
beberapa konsep lebih mudah daripada yang lain. Menurut Rosch, konsep alami
memiliki dua karakteristik utama: they are basic
dan prototypical.
Natural Concepts Are Basic sebuah dasar
adalah salah satu yang memiliki tingkat menengah inklusivitas, inklusif cukup
refresh untuk jumlah anggota termasuk konsep. Ada tiga tingkat inkluisivitas
yang telah dibedakan Rosch:
·
Superordinate
Concepts are Very Inclusive à oleh karena itu, mereka mengandung menyapa banyak
anggota. Misalnya, kendaran adalah konsep superordinate yang berisi semua dari
sekian banyak mobil,kapal,peasawat,kereta, dan sebaiknya yang membawa beban.
·
Basic
Concepts of Medium Degree of Inclusiveness à
mobil adalah contoh dari konsep dasar karena kurang inklusif daripada
kendaraan knsep superordinate, namun kategori ini masih termasuk banyak
anggota.
·
Subordinate
Concepts are The Least Inclussive Level of Concepts à
misalya, konsep mobil sport bawahan termasuk anggota jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan mobil konsep dasar atau konsep superordinate kendaraan.
Selain itu, Rosch
juga menunjukkan bahwa konsep dasar yang lebih alami karenanya lebih mudah
dipelajari dan digunakan, diantaranya :
a) Basic Concepts Share Many Attribute à sebagai contoh, para anggota obeng semua
konsep dasar digunakan untuk mengubah sekrup, memiliki tonjolan logam, memiliki
pegangan, biasanya 4 sampai 10 inci panjangnya, dan sebagainya. Anggota
katagori superordinat alat memiliki karakteristik jauh lebih sedikit kesamaan.
Meskipun anggota dari kategori bawahan berlapis krom obeng memiliki banyak
karakteristik, hanya beberapa dari mereka juga tidak umum untuk konsep obeng (
Jones, 1983).
b) Members of Basic Concepts Share Similiar à
semua obeng (konsep dasar) yang berbentuk hampir sama tetapi dapat dikatakan
tidak sama tentang semua alat ( konsep superordinat). Bentuk dari semua
berlapis krom obeng (konsep subordinat) sangat mirip.
c) Members of Basic Concepts Often Share Motor
Mocvements à
gerakan motor yang terkait dengan anggota tingkat dasar konsep yang serupa
(memutar obeng) tapi tidak bisa dikatakan sama untuk konsep superordinate
(gerakan motor untuk menggunakan berbagai jenis alat yang sangat berbeda).
Anggota konsep subordinate seperti berlapis krom obeng juga berbagi gerakan
motor, tapi mereka umumnya sama atau
mirip dengan konsep dasar mereka berasal.
d) Basic Concepts are Easily Named à jika anda diminta
untuk menyebutkan setengah lusin objek dalam kelas anda, sebagian besar
kata-kata yang akan anda gunakan mungkin akan mengacu pada konsep dasar dimana
milik tersebut. Ketika mengacu pada obeng berlapis krom, kita cendrung untuk
mengatakan obeng bukan alat atau berlapis krom obeng.
Rosch
percaya bahwa keempat karakteristik dari konsep dasar membuat mereka lebih
“Alami” –lebih mudah dipelajari dan digunakan pada manusia informasi-sistem
pengolahan.
NATURAL
CONCEPTS ARE GOOD PROTOTYPES
Karakterstik mendefinisikan kedua
konsep alami adalah bahwa mereka adalah contoh yang baik atau prototype ( Rosch,1975). Jika anda
dimintauntuk memberikan contoh, atau prototype dari mainan konsep superordinat,
anda mungkin mengatakan boneka atau mainan truk pemadam kebakaran, tetapi anda
tidak mungkin untuk mengatakan sendbox.
Demikian pula, anda mungkin berfikir tebtang kursi atau sofa sebagai prototype
dari konsep superordinat furniture, tetapi anda tidak akan berfikiran kalau itu
karpet. Dalam penelitiannya dengan suku Dani of New Guinea, Rosch (1973) telah
memberikan bukti untuk mendukung gagasan menarik bahwa konsep alami adalah
prototype yang bagus. Suku ini, yang memiliki teknologi sangat terbatas pada
tahun 1970, memiliki konsep warna hanya dalam dua kosakata: mola untuk warna
terang dan mili untuk warna gelap. Oleh karena itu, orang-orang ini adalah
orang yang ideal untuk penelitian pada konsep belajar warna baru. Peserta
penelitian Dani Rosch diajarkan untuk memberikan label .
BERPIKIR DAN PENYELESAIAN MASALAH
PENGERTIAN PENYELESAIAN
MASALAH
Tanpa adanya sebuah konsep untuk
memahami sesuatu, mustahil kita dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Karena
jika kita mengerti tentang konsep suatu hal, maka kita akan lebih memahami apa
isi dari pemikiran tersebut. Saat kita berpikir, maka kita sedang menggunakan
kemampuan kognitif kita dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah. Disini
kita akan membicarakan proses umum bagaimana kita memecahkan masalah. Menurut
Lahey, definisi dari penyelesaian masalah adalah sebagai proses berpikir
melalui informasi yang didapat untuk mencapai suatu tujuan yang disana terdapat beberapa
kendala/masalah.
TAHAPAN DALAM PEMECAHAN MASALAH
Ada 3 cara yang melibatkan proses
mental/kognisi dalam menyelesaikan masalah yang harus dilakukan secara
berurutan, yaitu pertama kita harus merumuskan suatu masalah untuk memutuskan
jenis masalah yang bagaimana yang sedang kita hadapi. Kedua, kita butuh untuk
mengevaluasi unsur-unsur masalah tersebut agar kita dapat memutuskan cara apa
dan informasi yang bagaimana yang kita butuhkan dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Dan akhirnya, kita perlu untuk membentuk daftar solusi dan
mengevaluasinya.
3.2.1
MERUMUSKAN
MASALAH
Sebelum kita dapat memecahkan masalah, kita harus bisa
menjelaskannya secara jelas dan spesifik. Kadang-kadang masalah yang kita
hadapi itu sudah jelas. Contohnya, saya haus, tetapi saya tidak punya air; apa
yang harus saya lakukan? Di saat yang lain, sifat dasar suatu masalah tidak
begitu jelas terlihat. Oleh karena itu, untuk memecahkan suatu masalah, kita
harus mengetahui apa masalah sebenarnya.Seperti yang dikatakan oleh Micahel
Posner (1973), kunci untuk pemecahan masalah yang efektif biasanya adalah
rumusan awal masalah itu sendiri
MEMAHAMI DAN
MENGATUR UNSUR-UNSUR DARI MASALAH
Setelah merumuskan
masalah, unsur-unsur yang tersedia dalam masalah tersebut, seperti informasi
dan sumber sumber lain yang tersedia untuk kita. Seringkali pemecahan masalah
yang efektif mengharuskan kita fleksibel dalam menafsirkan makna dan kegunaan
unsur-unsur tersebut. Dan banyak masalah di kehidupan yang membutuhkan wawasan
untuk menyusun kembali unsur-unsur masalah tersebut. Terkadang, pemecahan
masalah yang efektif membutuhkan kita sebagai penerjemah dan pengguna alat yang
fleksibel. Salah satu hal dimana
pemecahan masalah oleh manusia agak diduga keliru karena kita sring tidak cukup fleksibel dalam mengevaluasi
bagian-bagian dari suatu masalah.
Dalam
mengevaluasi bagian-bagian dari suatu masalah, kita biasanya dibatasi dan
terjebak oleh “rutinitas mental”, atau dalam istilah psikologi, kita terjebak
dalam mental set. Mental set
diartikan sebagai cara yang sudah biasa dilakukan dalam mendekati atau melihat
suatu masalah. Karena masalah sering membutuhkan cara baru dan fleksibel dalam
menggunakan bagian-bagiannya, cara yang biasa dalam melihat bagian-bagian dari
masalah tersebut dapat menghalangi proses pemecahan masalah.
MENGHASILKAN DAN
MENGEVALUASI SOLUSI ALTERNATIF
Seringkali suatu masalah memiliki lebih
dari satu solusi untuk menyelesaikannya. Strategi kognitif yang digunakan untuk
langkah-langkah dalam operasi pemecahan masalah ada 3, yaitu:
1. Trial and Error merupakan suatu bentuk
pendekatan dalam menyelesaikan masalah
yang sering kita gunakan. Trial and
error adalah solusi acak yang mungkin
dari digunakan untuk menyelesaikan masalah.
2. Algoritma adalah pola penalaran
sistematis yang menjamin menemukan solusi
yang tepat untuk suatu masalah.
3. Heuristik adalah strategi berpikir
aturan atau cara pintas mental yang pintar dan
kreatif yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah lebih mudah dan cepat tetapi tidak
menjamin solusi yang tepat.
3.3 FAKTOR EMOSIONAL DALAM
MEMBUAT KEPUTUSAN
Kita seringkali berpikir
jika dalam penyelesaian masalah hanya menggunakan proses mental, namun ternyata
seringkali dalam membuat keputusan itu tidak berdasarkan logika. Dalam situasi
bebeda, faktor kognitif dan emosi bekerja bersama untuk mengetahui persepsi
kita terhadap resiko. Banyak orang merasa bahwa mereka merasa lebih aman
berkendara di dalam mobil daripada berada di atas pesawat terbang tetapi
penelitan berkata bahwa kita lebih aman berada di udara.
Kenapa kita banyak yang salah sangka terhadap penerbangan udara? Salah
satu alasannya adalah karena kecelakaan pesawat lebih sering terlihat di publik
daripada kecelakan mobil karena lebih banyak orang yang meninggal ketika
pesawat jatuh. Alasan lain adalah gambaran jatuh dari langit dan mengalami
kecelakaan memiliki dampak yang luar biasa terhadap emosi dalam pemikiran kita.
Bayangan kecelakaan mobil bagi sebagian besar kita tidak begitu menakutkan
dibandingkan dengan kecelakaan pesawat.
PEMECAHAN MASALAH SECARA
KREATIF : BERPIKIR
KONSEP BERPIKIR
Kreativitas sangat dihargai dalam
budaya kita, tetapi itu adalah konsep yang susah untuk didefinisikan. Tetapi ada
definisi ilmiah tertentu telah diterima secara luas di kalangan peneliti dan
ada perbedaan antara cara-cara di mana para ilmuwan mendefinisikan kreativitas
dan cara berpikirnya oleh mereka dalam seni. Menurut Stenberg, berpikir kreatif
adalah kombinasi dari flexibilitas dalam berpikir dan menyusun kembali
pemahaman untuk memproduksi ide yang inovatif dan solusi baru. Guilford (1950,1967)
mengemukakan konsep dari berpikir yang memberikan kerangka kerja yang sangat baik
untuk pemahaman kreativitas. yaitu :
1. Berpikir
konvergen adalah pemikiran yang logis, nyata, lazim dan berfokus pada
masalah sampai solusinya ditemukan.
2. Berpikir divergen adalah cara
berpikir yang tidak diatur, hanya diarahkan sebagian, dan tidak lazim.
PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas seseorang mungkin
merupakan hasil dari kecerdasan. Kebanyakan dari orang-orang yang yang kita
anggap sangat kreatif juga sangat cerdas. Namun, beberapa peneliti dalam
wilayah kreativitas percaya bahwa berpikir kreatif mempunyai batas tertentu
terpisah dari kecerdasan umum.
PROSES KREATIF
Tanpa memperhatikan kemampuan
individu, bagaimana proses kreatif terjadi? Bertahun-tahun yang lalu, Wallas menyarankan
bahwa pemecahan masalah secara kreatif biasanya berlangsung dalam empat langkah,
yaitu :
1. Tahap persiapan merupakan tahap
awal untuk merumuskan masalah, meng - ingat
fakta-fakta yang berhubungan, dan berpikir tentang solusi yang mungkin terjadi.
2. Tahap inkubasi adalah tahap masa
istirahat. Pada saat ini orang yang men - coba untuk memecahkan masalah yang
sulit yang membutuhkan solusi kreatif, umumnya merasa perlu untuk mengatur
tersebut untuk sementara waktu setelah masa
persiapan awal.
3. Tahap iluminasi adalah masa dimana
seseorang mengacu pada wawasan yang muncul secara tiba-tiba yang berkaitan
dengan solusi.
4. Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi adalah tahap yang melibatkan
langkah penting tapi kadang-kadang antiklimaks dari pengujian solusi.
KERAGAMAN
BUDAYA MEMPENGARUHI POLA PIKIR
Penelitian psikologi telah
mengungkapkan beberapa hal penting di mana orang dibesarkan dalam budaya yang
berbeda mempunyai cara berpikir yang berbeda juga. Sebuah penelitian dilakukan
kepada murid-murid yang berkewarganegaraan Amerika dengan murid-murid yang
berkewarganegaraan Jepang. Pada penelitian ini, mereka disuruh untuk melihat
pemandangan dibawah air yang disana terdapat ikan-ikan kemudian mereka
berpaling dan menjelaskan apa yang telah mereka lihat. Dan hasilnya adalah
ketika murid-murid yang berkewarganegaraan Amerika melihat pemandangan bawah
laut tersebut dan berpikir tentang apa yang mereka lihat, mereka biasanya mulai
menjelaskan tentang ukuran ikan (besar-kecil), kecerahan, ataupun hal-hal yang
menarik perhatian. Dalam kasus ini, mereka fokus kepada ikan yang berukuran
besar dan apa yang dilakukannya. Sangat berbeda dengan murid-murid yang
berkewarganegaraan Jepang, mereka biasanya mulai menjelaskan tentang dasar tempat
tersebut dan berkata bahwa dasarnya berbatu dan airnya berwarna hijau. Mereka
biasanya berdiskusi tentang bagaimana interaksi antara ikan dengan dasarnya
seperti ikan yang besar berenang ke arah rumput laut.
Berdasarkan temuan tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa orang Amerika biasanya menganalisis setiap objek
secara terpisah, yang mana disebut analisa pemikiran. Berbeda dengan orang Asia
(Jepang, Cina, dan Korea) lebih berpikir tentang hubungan antar objek dan
backgroundnya/latarnya, yang mana disebut dengan berpikir holistik. Peneliti
berkesimpulan bahwa faktor kebudayaan mempengaruhi bagaimana kamu berpikir
lebih dari yang kamu sadari.
BAHASA : SIMBOL KOMUNIKASI
PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah satu dari pencapaian
kognitif yang paling signifikan dari manusia. Pengertian bahasa adalah bentuk
khusus dari komunikasi yang melibatkan pembelajaran aturan yang kompleks untuk
membuat dan menggabungkan simbol (kata dan sikap) ke dalam kalimat bermakna.
Tanpa bahasa, kemampuan kita untuk menyampaikan informasi, mendapat
pengetahuan, dan bekerja sama dengan orang lain akan sangat terganggu. Semua anak di setiap budaya menguasai sistem
bahasa asli mereka yang rumit, kecuali jika ada deprivasi atau masalah fisik
berat yang menginterferensinya. Pengetahuan ini luar biasa, paling sedikit
bunyi,makna, kata-kata, dan sekuensi kata-kata, volume, nada suara,
infeksi(perubahan nada suara) dan aturan penggiliran semuanya harus
dikoordinasikan sebelum seorang anak dapat seorang anak dapat berkomunikasi
secara efektif dalam percakapan.
Bagaimanakah
bahasa itu berkembang? Kemungkinan besar ada banyak faktor antara biologis dan
pengalaman yang berperan dalam perkembangan bahasa. Kita mengetahui
bahwa budaya berperan penting dengan menentukan perangkat bahasa yang
dibutuhkan dalam kehidupan orang-orang. Anak- anak mengembangkan bahasa selama
mereka membangun kemampuan kognitif lain dengan secara aktif memahami apa yang
mereka dengar, mencari pola-pola dan menyusun aturan-aturan.
Kejadian
penting bayi dalam perkembangan bahasa adalah menangis (lahir), mendekut ( usia
1-2 bulan), celotehan (usia 6 bulan),transisi dari seorang ahli linguistik
universal menjadi pendengar bahasa yang spesifik (6 hingga 12bulan),
menggunakan bahasa (8-12 bulan),pemahaman kata ( 8 hingga 12 bulan), pengucapan
kata-kata pertama(13 bulan), ledakan kosa kata (18 bulan), perkembangan
pemahaman kata-kata dengan pesat (18 hingga 24 bulan) dan ucapan-ucapan dua
kata (18 hingga 24 bulan ).
Sementara
itu perkembangan bahasa anak-anak selama usia sekolah pada usia 5 atau 6 tahun
( kanak-kanak menengah dan akhir), kebanyakan sudah menguasai dasar-dasar
bahasa aslinya. Maka pada fase ini, anak-anak semestinya menguasai tentang
pelafalan,tata bahasa, perbendaharaan kata dan arti kata.
Di
masa remaja, perubahan bahasa mencakup penggunaan kata-kata yang lebih efektif,
peningkatan kemampuan memahami metafora dan karya-karya literatur dewasa,serta
peningkatan kemampuan menulis. Pada masa remaja, individu-individu sangat mahir
memvariasikan gaya bahasanya agar pas dengan situasinya. Jadi, mereka dapat
berbicara dengan teman sebayanya dengan bahasa slang yang bagi orang dewasa terdengar tidak ada artinya,
tetapi bahasa itu merupakan tanda bahwa remaja yang bersangkutan adalah anggota
kelompok tertentu.
Bagaimana kita bisa menjawab “ Apa kaitan
antara bahasa dan berfikir?”. Secara emosional, terdapat dua isu utama dan
terpisah terkait eksplorasi hubungan antara bahasa dan kognisi yaitu apakah
kognisi penting untuk bahasa dan apakah bahasa penting untuk kognisi. Untuk
persoalan pertama, beberapa ahli menyatakan bahwa perkembangan bahasa dan
kognitif terjadi secara beriringan namun independen.
Meskipun demikian, tetap ada kaitanya antara
aktivitas kognitif dan bahasa pada anak. Pemikiran (kognitif) tampaknya dapat
mempengaruhi bahasa dan begitu juga sebaliknya,namun bukti yang terus
bermunculan menunjukkan bahwa bahasa dan pemikiran bukan bagian dari sebuah
sistem kognitif tunggal dan otomatis, melainkan berevolusi sebagai modul-modul
yang terpisah, yang secara biologis mempersiapkan komponen pemikiran.
STRUKTUR BAHASA
Untuk memahami bagaimana bahasa
berkembang dan berkaitan dengan pikiran, kita perlu melihat beberapa elemen
formal dari bahasa. Struktur dasar dari bahasa terletak pada tata bahasa. Tata
bahasa adalah sistem aturan yang menentukan bagaimana pikiran kita dapat
diekspresikan. Ada 4 struktur bahasa, yaitu :
1. Fonem merupakan unit terkecil dari dasar suara/ucapan konsonan
dan vokal sedangkan Fonologi merupakan studi tentang fonem. Setiap ucapan dihasilkan dari
berbagai macam bunyi yang berbeda.Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan
makna. Fonem berbentuk bunyi.
Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda,
misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada
fonem /k/. Karena itu setiap bahasa memiliki jumlah fonem yang berbeda-beda
satu sama lain namun prinsip penggunaanya tetap sama.
2. Morfem merupakan unit terkecil
dari makna dalam bahasa. Suatu
gramatika terkecil yang memiliki makna dengan kata terkecil, artinya satuan itu
tidak dapat dapat dianalisi lebih kecil lagi tanpa mengubah makna, contohnya
bentuk membeli dapat dianalisis menjadi dua (me) dan (beli) . bentuk beli ini
merupakan bentuk morfem, bentuk yang tidak dapat dibagi lagi. Bentuk yang kalau
dibagi tidak memiliki arti.
3. Sintaks/sintaksis
merupakan cara dimana kata-kata dan frasa dapat dikombinasi kan untuk membentuk
kalimat. Syntax ini membahas bagaimana kalimat itu disusun, dan
syntax juga membahas bagaimana manusia sebagai umat yang berbahasa menggunakan
berbagai variasi tentang susunan-susunan element tersebut dalam
kalimat.penyusunan ini lebih mengacu pada grammar, yaitu aturan aturan yang
harus dioerhatikan dalam pembuatan kalimat agar kalimat itu memberikan makna
yang jelas .
4. Semantik merupakan aturan terkait dengan arti dari kata-kata
dan kalimat.
BAHASA DAN PEMIKIRAN
Hubungan
antara bahasa dan pemikran pertama kali diungkapkan oleh Benjamin Whorf (1956)
dan dikenal dengan hipotesis Whorfian
atau hipotesis kerelatifan bahasa yang memiliki gagasan bahwa
susunan bahasa dapat
mempengaruhi cara orang berpikir. Dalam
hipotesis ini. Whorf membahas tentang dampak bahasa yang
berbeda pada pemikiran orang-orang
dari budaya yang berbeda.
Benjamin Lee Whorf adalah salah seorang murid Edward Sapir (1939
– 1884). Mereka berdua sangat memahami konsep-konsep bahasa yang dikemukakan
sarjana-sarjana Eropa. Sapir dan Whorf memiliki hipotesis yang dikenal dengan
nama hipotesis Sapir-Whorf. Di dalam hipotesis itu dikemukakan bahwa bahasa
bukan hanya menentukan corak budaya, tetapi juga menetukan cara dan jalan
pikiran manusia dan oleh karena itu memepengaruhi pula tindak lakunya. Beliau juga
mengemukakan bahwa hipotesisnya ini melibatkan hubungan antara bahasa dan
persepsi. Sebagai contoh, orang Eskimo mempunyai beberapa kata untuk
mendeskripsikan berbagai macam jenis salju dan dapat membedakan jenis-jenis
salju tersebut daripada, misalnya orang yang tinggal di Florida. Apakah
kemampuan orang Eskimo tersebut dapat membuat mereka memiliki persepsi yang
berbeda tentang salju? Whorf mengemukakan bahwa tambahan kata di dalam bahasa
Eskimo tersebut meningkatkan persepsi visual mereka.
Tes Hipotesis
Whorfian dilakukan dalam suatu eksperimen yang mencari tahu apakah setiap
bahasa memiliki kata yang mendeskripsikan suatu tipe kepribadian. Sebagai
contoh, kita semua tahu bahwa orang dengan “tipe artistik” adalah orang yang
tertarik dalam hal seni, imaginatif, dan kreatif. Sementara itu di dalam bahasa
Cina tidak terdapat kata yang sama untuk mendeskripsikan kata “artistik”,
tetapi terdapat kata yang tidak ada di dalam bahasa lainnya.
Contohnya, orang dengan tipe “shen cang bu lou” diketahui oleh orang
yang berbahasa Cina sebagai orang yang penuh dengan pengetahuan tetapi sangat
malu untuk menunjukkan keahliannya kecuali jika sangat diperlukan.
Relativitas
linguistik ini membuat kita mentelaah kembali bahasa yang ada di dalam bahasa
kita sendiri. Misalnya dalam bahasa Inggris chairman
(bahasa Indonesia: ketua) telah diubah menjadi chairperson. Karena jika hipotesis Whorfian benar, maka chairman membuat kita berpikir bahwa
yang pantas menjadi ketua hanyalah gender laki-laki (man), bukan perempuan.
BAHASA HEWAN
Seperti yang kita tahu, manusia
bukanlah satu satunya makhluk hidup di dunia yang mempunyai bahasa untuk
mengungkapkan komunikasinya, walaupun mungkin bahasa kitalah yang paling
sempurna untuk dapat berkomunikasi.
BISAKAH
KITA BERBICARA KEPADA HEWAN?
Lebah
contohnya, Bahasa lebah itu adalah bahasa yang terbentuk dari bau dan tarian.
Apabila seekor lebah menemukan air madu atau tepung sari bunga, maka segeralah
lebah tersebut pulang kesarangnya. Lalu memulai menari didepan kawanan lebah
yang ada di sarangnya. Lebah itu terbang menari-nari sambil membuat
lingkaran-lingkaran kecil. Tarian ini tentunya menarik perhatian lebah-lebah
yang lainnya dan merupakan isyarat bagi mereka bahwa lebah yang sedang menari
itu telah menemukan suatu tempat yang ada air madu dan tepung sari bunga.
Lebah-lebah madu yang lainnya dapat pula mencium bau dari yang dibawa pulang
oleh si lebah penemu tadi. Dengan demikian, lebah-lebah yang lain sudah bisa
mengetahui jenis madu dan bagaimana rasa madu yang akan mereka garap nantinya.
Apabila lebah penemu itu menari-nari dengan penuh gairah dan bersemangat
sekali, maka itu berarti tempat penemuaannya itu terdapat banyak sekali
persediaan makanan. Maka akan lebih banyak pula jumlah lebah pekerja yang akan
berangkat beramai-ramai ke tempat itu untuk mengambil bahan makanan. Para
lebah-lebah Pekerja itu akan bersama-sama mencari dan mendatangi tempat itu.
Tarian lebah itu menerangkan bahwa ada terdapat air madu atau tepung sari bunga
yang dapat diperolehnya. Bau di tubuh lebah yang terdapat pada lebah penemu itu
juga telah menjelaskan jenis bunga yang akan mereka garap nantinya. Sekaligus
mereka juga mengetahui apakah yang akan mereka angkut itu air madu atau tepung
sari bunga. Kegairahan tarian yang bersemangat itu menggambarkan berapa besar
jumlah makanan yang harus mereka angkut.
Tetapi bahasa isyarat tarian lebah ini hanya berlaku untuk menunjukkan
letak sumber bahan makanan yang jaraknya tidak lebih dari 100 meter dari sarang
lebah. Apabila seekor lebah menemukan sumber bahan makanan yang letaknya lebih
jauh, lebih dar 200 meter maka ia akan pulang kesarangnya dan memepertunjukkan
jenis tarian lebah yang lain lagi. Kali ini lebah tersebut tidak akan
menari-nari dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil. Melainkan dengan membuat
sebuah tarian dengan ekornya sambil membentuk angka 8. Dengan
mengoyang-goyangkan ekornya, lebah tersebut menyambung kedua bentuk lingkaran
pada angka delapan itu dengan satu garis lurus, dengan cara
menggoyang-goyangkan ekor atau bagian belakang tubuhnya dari kiri ke kanan.
Tentu saja sebagai tambahan keterangan terhadap yang lainnya itu, maka
tarian goyang ekor lebah itu sekaligus pula menerangkan berapa jauh jarak yang
harus ditempuh untuk sampai ketujuan dan kearah mana mereka harus terbang.
Jumlah gerak lekuk pada setiap menit menunjukkan seberapa jauh jarak sumber
makanan itu. Semakin jauh jarak sumber makanan itu, maka semakin kurang bentuk
angka 8 yang dibuat oleh lebah itu. Misalnya, 11 kali gerak gerak lekuk dalam
setiap menit berarti 3000 yard jauhnya tempat yang akan dituju. Garis yang
dibuat oleh lebah itu antara kedua lingkaran dalam lukisan angka 8 itu
menunjukkan arah mana letak tempat itu. Lalu apakah yang lebah gunakan sebagai
pedoman arah? Tidak lain adalah matahari. Garis penunjuk arah ini ditarik
sehubungan dengan letak matahari melintasi angkasa. Dengan demikian,
lebah-lebah yang lainnya akan segera melihat sudut yang dibentuk oleh garis itu
dengan letak matahari. Oleh karenanya seekor lebah tidak akan pernah kehilangan
arah.
DAFTAR PUSTAKA
Lahey, Benjamin B. (2005), Psychology An Introduction 9th
edition. New York: McGraw-Hill Book Company
King Laura A. (2010 ) Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jakarta: Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar